Bicara tentang keluarga besar PPTQ Al-Asy'ariyyah, tak pernah lepas dari sosok yang sangat berjasa dalam perkembangan Pondok Pesantren ini, baik dari segi material maupun spiritual.
KH. As'ad Al-Hafidz adalah salah satu tokoh yang dikenal akan besarnya khidmah (pengabdian) beliau pada Pondok Pesantren ini. "awalnya saya disuruh paman saya untuk melanjutkan Aliyah di Kalibeber setelah lulus SMEP (Sekolah Menengah Ekonomi Pertama) di Desa Tegal Got Wonosobo" cerita beliau (Pak Ad) yang lahir pada tanggal 08 Desember 1959 di desa Perengan Gunung Sumbing Wonosobo.Setelah lulus Aliyah pada tahun 1983 M, Beliau dingendikani Mbah Muntaha untuk menghafal Al-Qur'an. Walaupun menghafal Al-Qur'an tidak termasuk dalam list rencana beliau untuk nyantri di Pondok Pesantren Al-Asy'ariyyah, akhirnya beliau sendiko dawuh pada perintah Mbah Mun tersebut.
Dalam kurun waktu 3 tahun Beliau telah berhasil menyelesaikan hafalannya. "Saya menghafal Al-Qur'an selama 3 tahun, tapi setelah selesai saya tidak mau dikhatamin karena pada umumnya santri dulu ya begitu kalo belum berani disemak ya belum berani khataman, setelah Mbah Mun ngendiko suruh khataman mumpung Simbah masih sugeng, para santri yang hanya berjumlah sekitar 60 orang itu diam dan mengiyakannya" lanjut Beliau.
Pada tahun 1986 M, beliau pamit untuk pulang akan tetapi Mbah Mun belum mengizinkan. Beliau disuruh untuk menemani Mbah Mun dalam mengajar Tafsir Al-Ibriz pada santri putri. Beliau adalah sosok yang selalu mematuhi perintah kyainya sehingga perintah mengajarpun Beliau lakukan dengan sabar tanpa pernah mengeluh dan selalu bersemangat dalam mentransfer ilmunya kepada para santri.
Salah satu barokah dari Khidmah Beliau pada Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Al-Asy'ariyyah ini yaitu Beliau mampu mendirikan Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Baitul Abidin Darussalam di Desa Ngebrak Mojotengah Wonosobo. Akan tetapi ditengah kesibukan beliau dalam mengelola Pondok Pesantren tersebut, tak pernah beliau melupakan sedikitpun tanggung jawab yang beliau emban di PPTQ Al-Asy'ariyyah. Tanggung jawab mengajar santri setiap ba'da Subuh dan Ashar tak pernah beliau tinggalkan tanpa ada halangan yang sangat mendesak. Beliau adalah sosok yang patut kita jadikan sebagai suri tauladan karena kepribadian yang sabar , pantang menyerah, disiplin dan bertanggung jawab.
Ketika crew Multazam sowan pada Beliau, Beliau berpesan pada seluruh santri untuk lebih giat dan rajin dalam mnimba ilu baik di sekolah maupun di pondok pesantren dan khususnya bagi santri yang menghafal diharapkan untuk lebih serius dan jangan main-main dalam menghafalkan Al-Qur'an, karena barang siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan mendapatkan apa yang dicita-citakan "man jadda wajada".
Demikian sepenggal kisah hidup KH. As'ad Al-Hafidz yang dapat kami paparkan. Sebenarnya masih banyak lagi kisah-kisah beliau yang harus kami muat akan tetapi karena keterbatasan finansial kami, realitas tersebut belum bisa kami sajikan secara lengkap. Semoga dengan sepenggal kisah diatas dapat kita jadikan sebagai tauladan dan wacana hidup untuk melangkah menjadi lebih baik dan berwarna
.
sumber : Multazam 2009