WONOSOBO 16.8.18 Merayakan Hari Kemerdekaan Republik
Indonesia sudah menjadi keharusan sebagai bagian dari Bangsa Indonesia.
Perayaan itu dilakukan oleh semua pihak, baik di instansi pemerintahan, perusahaan,
juga di pendidikan baik formal maupun non formal seperti pondok pesantren
Tahfidzul Qur’an Al-Asy’ariyyah Kalibeber Wonosobo. Bagi seluruh santri pondok
yang terletak di kaki gunung sindoro itu malam
kemerdekaan menjadi momen yang ditunggu-tunggu. Bagaimana tidak, pentas seni yangg disebut malam inagurasi
akan menyemarakkan malam kemerdaan.
Sudah sejak awal bulan agustus PPTQ Al-Asy’ariyyah sudah mulai
menghias pelataran juga setiap sudut bangunan dengan bendera merah putih dalam
berbagai bentuk. Para santri yang akan tampil di malam inagurasi juga terus
berlatih di bilik-bilik kamar mereka.
Kemudian pada malam puncak kemerdekaan ini selepas maghrib ,seluruh
santri berkumpul di masjid pesantren untuk mndoakan Negeri ini dengan khataman
bacaan al-qur’an. Kegiatan tawasul atau
mengirim do’a khusus untuk bangsa ini sudah menjadi tradisi dengan itu diharapkan
bisa menjadi salah satu ikhtiar untuk memperkuat persatuan bangsa. Hal ini juga
ditujukan untuk memberikan edukasi para santri akan
pentingnya rasa cinta terhadap Negeri ini dengan cara mengirimkan
do’a lewat lantunan kalam al-qur'an.
Selepas isya’, Dengan
panggung pentas seni yg sudah ditata rapi sedemikian rupa , Dimulailah acara puncak
itu dengan lantunan sholawat dari grup rebana Al-asy’ariyyah, para santri dari semua
kalangan mulai membanjiri halaman pesantren, mereka rela berdesak-deskan dengan
teman-temanya untuk mendapat tempat duduk yang nyaman di depan panggung. Menit berlalu
setelah grup usai membawakan beberapa ssholawat pembuka , 2 orang MC memberi
salam lantang dan resmi membuka acara selanjutnya yang di isi oleh sambutan
dari lurah pondok pesantren lalu sambutan dari K.H Atho’illah Asy’ary alh.beliau
menyampaikan nasihat agar kami berkreatifitas dengan menjunjung tinggi rasa nasionalisme
kita sebgai penerus bangsa.
Sesuai rutinitas tahunan
yang biasa kami lakukan, kuota pengisi panggung juga di tentukan yaitu hanya diisi
oleh santri yang sedang duduk di bangku sekolah kelas 3 baik SMP maupun
SMA.
Ketika sambutan dari perwakilan pengasuh usai, panggung di kuasai oleh beberapa anak santri
putra yang membawakan beberapa lagu sholawat dan lagu kemerdekaan dengan di
iringi alunan gitar yang membuat suasana mendayu-dayu dan semua santri yang
menonton bersorak tepuk tangan ketika usai. Kemudian di lanjutkan dari santri
putri yang berdandan sopan dan manis menjamu penonton dengan musikalisasi puisi
tentang kemerdekaan. Semangat mereka
tergambar dalam larik-larik puisi yang mereka baca. Penampilan yang paling
menggebrak panggung yaitu akting santri dalam seni drama kolosal tentang
kemerdekaan. Dandanan mereka pun sesuai
dengan peran yang di mainkan properti yang dibawa seperti tongkat, ikat kepala dan alat musik latar pun hasil
dari kreasi tangan-tangan mungil mereka.
Euforia dalam semarak penampilan demi penampilan berhasil membuat kesan bahagia di wajah para santri Al-Asy’ariyah malam ini. Sekitar sepuluh penampilan
akhirnya usai dengan ditutup oleh puisi bebas dari para senior dengan musik
latar yang tenang. Sekitar jam 11:00 semua santri sudah beranjak pulang ke kamar mereka masing-masing
untuk beristirahat menyambut
upacara bendera esok hari.
Tidak
hanya kemeriahan yang diharapkan, tetapi juga dapat mengajarkan makna
perjuangan dan sikap menjaga kemerdekaan yang telah dirasakan selama 73 tahun
ini. Semoga di hari ulang tahun Kemerdekaan RI yang ke 73 ini, para santri di seluruh
indonesia dapat lebih memegang teguh persatuan bangsa demi menghargai nikmat
iman, akal, dan kesehatan yang telah Allah berikan,
kemudian dapat mengharumkan nama bangsa
sebagai bentuk mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pahlawan.